POPULASI DAN SAMPEL
POPULASI
Populasi dalam bahasa inggris disebut population, berasal dari bahasa Latin, populus, rakyat, bangsa, orang banyak, kelompok orang. Dalam kamus istilah karya tulis ilmiah disebutkan :
1. sekelompok subyek yang menjadi sumber penarikan sampel untuk pengukuran statistik.
2. sekelompok kasus yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan yang berhubungan dengan masalah penelitian.
3. jumlah seluruh hal, barang, atau orang yang relevan dengan survai yang dilakukan.
Arikunto mendefinisikan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus.
Dari populasi yang telah ditetapkan tersebut, sampel random atau sampel kuota dapat ditarik. Penarikan sebagian populasi dapat dilakukan bilamana populasi itu terlalu banyak sehingga lebih efisien bilamana hanya sejumlah sampel saja yang dipergunakan. Penarikan sampel dapat dilakukan apabila sampel itu ternyata dapat mewakili (representatif) populasi.
II. SAMPEL
Dalam bahasa inggris disebut sample.
(1) suatu bagian dari populasi statistik yang sifat-sifatnya diteliti untuk memperoleh informasi mengenai keseluruhan.
(2) bagian representatif atau suatu hal tunggal dari keseluruhan atau kelompok yang lebih besar yang disajikan untuk pemeriksaan atau ditunjukkan sebagai bukti kualitas, misalnya contoh atau bahan percobaan.
Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel.
Sampel menurut Arikunto adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggenerasikan hasil penelitian sampel. Yang dimaksud dengan menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi.
Penelitian sampel dilakukan apabila keadaan subjek di dalam populasi benar-benar homogen. Apabila subjek populasi tidak homogen, maka kesimpulannya tidak boleh diberlakukan bagi seluruh populasi (hasilnya tidak boleh digeneralisasikan). Contoh sederhananya adalah ketika kita ingin menegtahui rasa teh, maka kita ambel sampelnya dengan mengambil satu ujung sendok dan kita cicipi. Kesimpulan bagi sampel, berlaku untuk populasi.
Istilah sampel biasa dipergunakan untuk penelitian ilmiah dalam menarik sebagian dari populasi (universe) yang akan diteliti. Adapun beberapa keuntungan jika kita menggunakan sampel adalah :
(a) Karena subjek pada sampel lebih sedikit dibandingkan dengan populasi, maka kerepotannya tentu berkurang.
(b) Apabila populasinya terlalu besar, maka dikhawatirkan ada yang terlewati.
(c) Lebih efisien ( dalam arti uang, waktu dan tenaga)
(d) Memberikan peluang untuk memakai dana yang tersedia untuk kajian analitis yang lebih lengkap.
(e) Memberikan kemungkinan pengadministrasian yang lebih baik dalam perencanaan sampel apabila dibandingkan dengan organisasi yang rumit untuk mencari populasi keseluruhan.
Sekalipun banyak keuntungan dari penarikan sampel, namun teknik ini dapat pula mendatangkan beberapa kesulitan, misalnya :
(a) Apabila ciri-ciri yang diteliti ternyata sangat langka terjadi di dalam populasi, misalnya penduduk yang berumur lebih dari seratus tahun.
(b) Bila rencana sampel tidak dirancang dan diikuti dengan teliti atau tidak konsisten.
(c) Sampel yang rumit di dalam perencanaan sampel dapat menyebabkan kesulitan, baik dalam lapangan maupun dalam perhitungan populasi yang lengkap.
(d) Rencana sampel menetapkan pembatasan-pembatasan karakteristik untuk setiap bentuk sampel.
(e) Sampel yang ditetapkan dalam rencana ternyata membutuhkan nasihat dari pakar yang langka di tempat peneliti berada.
(f) Data sampel membutuhkan perhatian khusus untuk mempersiapkan sub-sub klasifikasi yang detail, karena jumlah kasus yang lebih sedikit.
Pengambilan sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel (contoh) yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Dengan istilah lain, sampel harus representatif. Dalam contoh air teh, agar populasi menjadi homogen harus kita aduk dulu agar manisnya sama.
Sampel yang baik (biasa disebut sampel yang mewakili atau representatif) adalah sampel yang anggota-anggotanya mencerminkan sifat dan ciri-ciri yang terdapat dalam populasi. Bahkan sangat diharapkan keadaan sampel dapat merupakan miniatur dari populasi.
III. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL RANDOM
Random pada awalnya berarti “untung-untungan” atau “sembarangan” seperti melemparkan dadu di atas meja judi. Namun, sampel random dalam kenyataannya menggunakan teknik pengambilan sampel yang dipilih dari populasi. Setiap unsur yang ada dalam populasi tersebut memiliki peluang yang sama untuk dipilih. Ini berarti bahwa populasi sebagai sampel harus homogen sehingga dapat saling mengganti.
Teknik sampling ini diberi nama demikian karena di dalam pengambilan sampelnya peneliti “mencampur” subjek-subjek di dalam populasi sehingga subjek dianggap sama.
Setiap subjek yang terdaftar sebagai populasi, diberi nomor urut mulai dari I sampai dengan banyaknya subjek. Di dalam pengambilan sampel biasanya penelitian sudah menentukan terlebih dahulu besarnya jumlah sampel yang paling baik.
Teknik sampel random dilakukan dengan jalan memberikan kemungkinan yang sama bagi individu yang menjadi anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel penelitian. Teknik ini menerapkan azas tanpa pilih-pilih. Siapa saja yang menjadi anggota populasi punya kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel.
Ada tiga cara untuk mendapatkan sampel yang representatif pada teknik sampel random, yaitu :
1) Cara undian. Cara ini dilakukan dengan jalan membuat gulungan-gulungan kertas yang berisi semua nomor dari anggota populasi, dan kemudian melakukan undian sebanyak jumlah sampel penelitian yang dibituhkan.
2) Cara ordinal. Cara ini dilakukan dengan jalan mengurutkan nomor semua nggota populasi di dalam suatu daftar dan kemudian mengambil anggota sampel sebanyak yang dibutuhkan dengan mengambil nomor-nomor urut individu secara sistematis. Misalnya yang dijadikan sampel adalah mereka yang bernomor ganjil atau genap saja, juga mungkin individu yang memiliki nomor kelipatan tertentu.
3) Cara menggunakan tabel bilangan radom.
Di dalam buku-buku statistik bagian belakang, biasanya terdapat halaman yang memuat ang-angka yang disusun secara acak. Angka-angka tersebut dapat dicari letaknya menurut baris dan kolom. Agar pengambilan sampel terlepas dari perasaan subjektif, maka sebaiknya peneliti menuliskan langkah-langkah yang akan diambil, misalnya :
a. Menjatuhkan ujung pensil, menemukan nomor baris
b. Menjatuhkan ujung pensil kedua, menemukan nomor kolom. Pertemuan antara baris dan kolom inilah nomor subjek ke-1
c. Bergerak dari nomor tersebut 2 langkah ke kanan, menemukan nomor subjek ke-2
d. Bergerak ke bawah 5 langkah menemukan nomor subjek ke-3
e. Bergerak ke kiri 2 langkah menemukan nomor subjek ke-4, dan seterusnya sampai diperoleh jumlah subjek yang dikehendaki.
Pengambilan sampel dengan cara random ini hanya dapat dilakukan jika keadaan populasi memang homogen. Bagi populasi yang tidak homogen, penelitian perlu mempertimbangkan ciri-ciri yang ada.
IV. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL PURPOSIVE
Teknik sampel purposif dikenakan pada sampel yang karakteristiknya sudah ditentukan dan diketahui lebih dulu berdasarkan ciri dan sifat populasinya. Teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan waktu, tenaga dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh.
Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi :
a. Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik tertentu, yang merupakan ciri-ciri pokok populasi
b. Subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subjek yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi (key subjects)
c. Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat di dalam studi pendahuluan
Pengambilan dengan menggunakan teknik ini cukup baik karena sesuai dengan pertimbangan peneliti sehingga dapat mewakili populasi. Adapun kelemahannya adalah bahwa peneliti tidak dapat menggunakan statistik parametrik sebagai teknik analisis data, karena tidak memenuhi persyaratan random. Teknik ini sering digunakan pada penelitian-penelitian kasus.
V. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL QUOTA
Teknik sampel quota dilakukan dengan jalan menetapkan terlebih dahulu quota atau jumlah individu yang akan diteliti, tanpa memperhatikan siapapun yang akan diteliti itu sesuai dengan kriteria atau persyaratan yang ditetapkan sebelumnya. Peneliti menghubungi subjek yang memenuhi persyaratan ciri-ciri populasi, tanpa menghiraukan dari mana asal subjek tersebut. Apabila jumlah sampel sudah sesuai dengan quota yang telah ditetapkan maka kegiatan penelitian segera dihentikan. Biasanya yang dihubungi adalah subjek yang mudah ditemui, sehingga pengumpulan datanya mudah. Yang penting diperhatikan disini adalah terpenuhnya jumlah (quotum) yang telah ditetapkan.
Pemilihan ini harus dilakukan dengan hati-hati, karena ia dapat menarik quota yang salah sehingga tidak representatif bagi ciri-ciri populasi. Untuk mencegah kemungkinan seperti itu, ia perlu membuat kriteria dan spesifikasi dalm perencanaan pemilihan sampel.
Teknik quota ini telah banyak mendapatkan kritik dari para ahli statistik, karena teknik ini tidak memenuhi persyaratan tuntutan representatifitas sampel.
VI. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL PROPORSIONAL
Teknik sampel proporsional diambil apabila karakteristik populasi terdiri dari kategori-kategori, kelompok atau golongan yang setara atau sejajar yang diduga secara kuat berpengaruh pada hasil penelitian. Dalam kamus karya tulis ilmiah disebutkan bahwa suatu teknik penarikan sampel yang digunakan untuk menghadapi populasi yang terdiri atas sub-sub populasi yang heterogen.
Teknik pengambilan sampel proporsional ini dilakukan untuk menyempurnakan penggunaan teknik sampel berstrata atau sampel wilayah.
Prosedur yang ditempuh dilakukan dengan jalan mengambil individu yang terdapat dalam masing-masing kategori populasi sesuai dengan proporsi atau perimbangannya untuk dijadikan smpel penelitian.
VII. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL WILAYAH
Taknik sampel wilayah digunakan apabila ada perbedaan ciri antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain. Dalam kamus karya tulis ilmiah disebutkan bahwa sampel wilayah adalah suatu sampel yang diambil dari populasi responden melalui pengelompokan karakteristik geografis.
Prosedur yang dilakukan adalah dengan jalan membagi daerah-daerah besar menjadi beberapa daerah kecil dan mungkin daerah-derah kecil tersebut akan dibagi mejadi daerah-daerah yang lebih kecil lagi.
Sampel wilayah adalah teknik sampling yang dilakukan dengan mengambil wakil dari setiap wilayah yang terdapat dalam populasi. Teknik ini sering digunakan dalam penelitian sosial dan antropologi.
VIII. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL YANG LAIN
Selain teknik sampel yang telah disebutkan di atas, masih ada teknik sampel yang lain. Diantaranya :
1) Teknik sampel stratifikasi
Digunakan apabila populasi terdiri dari kategori-kategori yang mempunyai susunan bertingkat dan diduga bahwa tingkatan tersebut berpengaruh pada variabel yang diteliti. Tata cara yang dilakukan untuk pengambilan sampel stratifikasi menempuh prosedur yang sama seperti pengambilan sampel padateknik proporsional.
2) Teknik sampel insidental
Teknik sampel insidental disebut juga teknik kebetulan. Anggota sampel adalah apa atau siapa saja yang kebetulan dijumpai peneliti saat mengadakan penelitian, asalkan ada hubungannya dengan tema penelitiannya. Teknik ini menghasilkan jenis sampel yang paling meragukan taraf representatifitasnya. Para ahli menyarankan agar tekik insidental tidak digunakan dalam penelitian-penelitian ilmiah.
3) Teknik sampel kluster
Teknik ini juga disebut teknik kelompok atau rumpun, dilakukan dengan jalan memilih sampel yang didasarkan pada klusternya (kelompok) bukan pada individunya. Oleh karena itu kesimpulan pada teknik kluster tidak digeneralisasikan pada individu-individu melainkan pada kelompok. Pemberian akreditasi dari pemerintah dalam bentuk status disamakan, diakui dan terdaftar kepada sekolah-sekolah swasta adalah merupakan contoh digunakannya teknik kluster oleh pemerintah dalam menarik kesimpulan tentang sekolah-sekolah swasta.
4) Teknik sampel ganda
Teknik sampel ganda adalah dua buah sampel yang sekaligus diambil oleh peneliti dengan tujuan untuk melengkapi jumlah apabila ada data yang tidak masuk dari sampel pertama atau untuk mengadakan pengecekan terhadap kebenaran data dari sampel pertama. Biasanya sampel pertama jumlahnya sangat besar sedangkan sampel kedua yang mengecek, jumlahnya tidak begitu besar.
5) Teknik sampel non-random
Teknik sampel non random merupakan kebalikan dari teknik random, dimana individu yang menjadi anggota populasi tidak mempunyai kesemptan yang sama untuk dijadikan anggota sampel penelitian
IX. BEBERAPA RUMUS DAN PELAKSANAANNYA
Untuk menentukan besarnya sampel dari populasi yang ada, penelitian menggunakan rumus Slovin yang dikutip oleh Husein Umar, SE, MM adalah sebagai berikut :
Keterangan : n : ukuran sampel
N : ukuran populasi
e : presentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolelir atau diinginkan.
Rumus untuk memperoleh sampel yang akurat, diperlukan rumus-rumus penentuan besarnya sampel, antara lain yaitu :
1) Dengan rumus Jacob Cohen :
Dengan keterangan :
N = Ukuran sampel
f2 = Effect size
u = banyaknya ubahan yang terkait dalam penelitian.
L = fungsi power dari u, diperoleh dari tabel, t.s. 1%
Power (p) = 0,95 dan Effect size (f2) = 0,1
Harga L tabel dengan t.s. 1% power 0,95 dan u = 5 adalah 19,76. maka dengan rumus tersebut didapat :
N = 19,76 + 5 + 1 = 203,6 dibulatkan 204
0,1
2) Dengan rumus berdasarkan proporsi, ada dua rumus.
a. dikemukakan oleh Issac dan Michael :
keterangan :
S = ukuran sampel
N = ukuran populasi
P = proporsi dalam populasi
d = ketelitian (error)
χ2 = harga table chi- kuadrat untuk α tertentu
b. dikemukakan oleh Paul Leedy :
keterangan :
N = ukuran sampel
Z = standard score untuk α yang dipilih
e = sampling error
P = proporsi harus dalam populasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar