Minggu, 28 Agustus 2011

Bunga Hati untuk Ibu

Assalamu’alaikum wr.wb

Alhamdullillah disela-sela kesibukan akhirnya saya kembali menulis puisi setelah sekian tahun lamanya saya tak pernah menulisnya . Puisi ini adalah puisi yang ketiga yang saya posting di blog ini setelah puisi “Mereka perempuan bukanlah wanita” dan puisi “Rahasia Langit” yang sejak SMA dulu saya tulis . Setidaknya dua puisi itu yang saya masih ingat sejak buku kumpulan puisi saya tidak lagi saya ketemukan bersamaan dengan sebuah kecelakaan yang pernah menimpa saya . Selain menulis puisi saya juga menulis dua karya cerpen yang diangkat dari kisah nyata “ditengah langit kelabu “ dan “ Matahari Berkedip” . Sebenarnya juga ada pengaruh blog yang juga belum beberapa bulan ini saya buat. Dan saya pikir dengan blog ini saya dapat mempublish karya yang dapat dinikmati banyak orang . Semoga kedepan saya bisa mengalokasikan waktu khusus untuk menulis sebuah karya . Dan puisi “Bunga Hati untuk Ibu “ adalah puisi yang pertama  yang saya buat sejak di perkuliahan .

Bunga Hati untuk Ibu
By Khairul Azmi
Ibu
Namamu telah mengisi di setiap relung-relung hatiku
Senyummu telah terukir indah dalam benak ini
Belaian kasihmu selalu dapat ku rasakan di setiap waktu
Perjumpaan denganmu  adalah suatu hal yang kudambakan

 Ibu
maafkan aku ibu
 Aku baru mengetahui semuanya
Mengapa dulu  aku tak pernah bertanya meskipun hanya dalam hati
Setiap kali engkau datang kepadaku dari tempat yang cukup jauh
Terkadang hanya sekedar untuk merangkulku dengan penuh kehangatan
Ataupun membelai rambutku dan mengenakan jilbab putih itu untukku

Ibu
Ku masih ingat ketika mengecup keningmu untuk pertama dan terakhir kalinya
Padahal engkau telah melakukannya berulang kali kepadaku
Pagi itu  engkau tidur terbaring pulas sekali  di ruang tamu
Meski wajahmu sedikit agak pucat tapi pancaran rona kecantikan hatimu dapat kurasakan

Ibu
Sekarang aku duduk di sini di dekatmu
Aku membawakan bunga hatiku kepadamu
Meskipun air mata ini terus mengalir membasahi pipiku
Dan aku tahu engkau tak akan mampu lagi menghapus air mataku
Aku tetap akan membacakan beberapa lembar surat cinta-Nya kepadamu

Puisi ini saya persembahkan teristimewa untuk seseorang yang special di hati saya dan saya tahu dia tidak menyadari puisi ini untuk dirinya  meskipun ia membacanya yang sampai sekarang belum mengetahui  siapa  Ibu kandungnya meskipun ia telah mengenalnya dengan cukup baik.












Tidak ada komentar:

Posting Komentar