KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Pengertian
Kesimpulan penelitian adalah pernyataan singkat tentang hasil analisis deskripsi dan pembahasan tentang hasil pengetesan hipotesis yang telah dilakukan di BAB sebelumnya.
Kesimpulan berisi jawaban atas pertanyaan yang diajukan pada bagian rumusan masalah.Keseluruhan jawaban hanya terfokus pada ruang lingkup pertanyaan dan jumlah jawaban disesuaikan dengan jumlah rumusan masalah yang diajukan.
Kesimpulan berasal dari fakta-fakta atau hubungan yang logis.Pada umumnya kesimpulan terdiri atas kesimpulan utama dan kesimpulan tambahan.Kesimpulan utama adalah yang berhubungan langsung dengan permasalahan. Dengan demikian, kesimpulanutama harus bertalian dengan pokok permasalahan dan dilengkapi oleh bukti-bukti. Pada kesimpulan tambahan, penulis tidak mengaitkan pada kesimpulan utama, tetapi tetap menunjukkan fakta-fakta yang mendasarinya.Dengan sendirinya, penulis tidak dibenarkan menarik kesimpulan yang merupakan hal-hal baru, lebih-lebih jika dilakukan pada kesimpulan utama.Jika penulis bermaksud menyertakan data atau informasi baru maka hendaknya dikonsentrasikan pada bab-bab uraian dan bukannya pada kesimpulan.Pendek kata, kesimpulan adalah berisi pembahasan tentang kesimpulan semata.
Pada tulisan ilmiah dari hasil penelitian yang memerlukan hipotesis, maka pada kesimpulan utamanya harus dijelaskan apakah hipotesis yang diajukan memperlihatkan kebenaran atau tidak. Kesimpulan utama pada tulisan ilmiah dari hasil penelitian yang memerlukan hipotesis tidaklah sedetil kesimpulan yang terdapat pada bab analisis. Sebaliknya, pada tulisan ilmiah dari hasil penelitian yang tidak memerlukan hipotesis, maka kesimpulan merupakan uraian tentang jawaban penulis atas pertanyaan yang diajukan pada bab pendahuluan.
2. Tujuan
Tujuan penulisan kesimpulan adalah untuk memberikan kesempatan dan informasi kepada para pembaca guna mengetahui secara cepat teatang apa hasil akhir yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan.
3. Tipe kesimpulan
Dua Tipe Penyimpulan:
1.Penyimpulan Langsung
Penyimpulan langsung adalah penyimpulan yang di dalamnya kita secara langsung bergerak dari suatu premis tunggal menuju suatu kesimpulan.
Penyimpulan langsung berakhir hanya dalam suatu proposisi baru dan bukan dalam suatu kebenaran baru. Dari kebenaran atau kesalahan suatu proposisi yang ada, kita menarik kebenaran atau kesalahan proposisi yang lain yang perlu mengikutinya. Misalnya, jika 1 adalah anggota bilangan asli benar, maka 1 bukan bilangan asli adalah salah
2. Penyimpulan Tidak Langsung
Penyimpulan tidak langsung adalah penyimpulan yang di dalamnya kita memperoleh suatu kesimpulan dari dua atau lebih premis.Disebut tidak langsung, karena penyimpulan ini diperoleh dengan media yang disebut term antara atau term tengah (M).Dengan term antara (M), kita dapat membandingkan premis mayor dan premis minor. Dengan demikian, kita mengetahui alas an mengapa subjek sama dengan predikat atau mengapa subjek tidak sama dengan predikat.
Contoh :
bilangan prima adalah bilangan yang habis dibagi dengan satu dan bilangan itu sendiri
5 adalah bilangan yang habis dibagi satu dan bilangan itu sendiri, maka 5 adalah bilangan prima.
Hukum-hukum yang berlaku untuk penyimpulan tidak langsung adalah sebagai berikut:
a. Jika premis-premis benar, maka kesimpulan juga benar.
b. Jika premis-premis salah, maka kesimpulan dapat salah, tetapi dapat juga benar.
c. Jika kesimpulan salah, maka premis-premis juga salah.
d. Jika kesimpulan benar, maka premis-premis dapat benar tetapi dapat juga salah.
4. Langkah-langkah penyusunan kesimpulan
a. Sebagai langkah pertama, penulis menguraikan garis besar permasalahan dan kemudian memberi ringkasan tentang segala sesuatu yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya.
b. Penulis harus menghubungkan setiap kelompok data dengan permasalahan untuk sampai pada kesimpulan tertentu.
c. Langkah terakhir dalam menyusun kesimpulan adalah menjelaskan mengenai arti dan akibat-akibat tertentu dari kesimpulan-kesimpulan itu secara teoritik maupun praktis.
5. Cara membuat kesimpulan
a. Apabila anda menulis tentang suatu persoalan, maka kesimpulannya ialah jawaban.
b. Apabila anda menulis tentang suatu masalah,(misalnya pembicaraan), maka kesimpulan yang harus anda mencapai ialah suatu rancangan tindakan.
c. Apabila anda menulis tentang suatu pemerihalan, yakni perbincangan tentang suatu pengwujudan, maka kesimpulannya ialah suatu generalisasi tehadap apa yang telah diperihalkan
B. Implikasi
Implikasi berfungsi membandingkan antara hasil penelitian yang lalu dengan hasil penelitian yang baru dilakukan.
Macam-macam implikasi:
1. Implikasi Teoritis
Pada bagian ini peneliti menyajikan gambar lengkap mengenai implikasi teoretikal dari penelitian ini.Bagian ini bertujuan untuk meyakinkan penguji pada mengenai kontribusi terhadap ilmu pengetahuan dalam teori-teori yang digunakan untuk memecahkan masalah penelitian, tetapi juga implikasinya bagi teori-teori yang relevan dengan bidang kajian utama yang disajikan dalam model teoretis.
2. Implikasi Manajerial
Pada bagian ini peneliti menyajian bergagai implikasi kebijakan yang dapat dihubungkan dengan temuan-temuan yang dihasilkan dalam penelitian ini.Implikasi manajerial memberikan kontribusi praksis bagi manajemen.
3. Implikasi Metodologi
Bagian ini bersifat opsional dan menyajikan refleksi penulis mengenai metodologi yang digunakan dalam penelitiannya.Misalnya pada bagian ini dapat disajikan penjelasan mengenai bagian-bagian metode penelitian mana yang telah dilakukan dengan sangat baik dan bagian mana yang relatif sulit serta prosedur mana yang telah dikembangkan untuk mengatasi berbagai kesulitan itu yang sebetulnya tidak digambarkan sebelumnya dalam literatur mengenai metode penelitian. Peneliti dapat menyajikan dalam bagian ini pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan dalam penelitian lanjutan atau penelitian lainnya untuk memudahkan atau untuk meningkatkan mutu dari penelitian
C. Saran
Saran adalah suatu yang diberikan kepada pembaca yang didasarkan atas hasil temuan dalam studi yang telah dilakukan dan bukan berupa pendapat atau tinjauan idealis pribadi peneliti.
Saran hanya berisi rekomendasi yang dirumuskan oleh peneliti namun bukan untuk menjawab permasalahan dalam pokok penelitian, saran dirumuskan berdasarkan penelusuran yang menurut penulis dapat bermanfaat secara praktis maupun bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan berdasarkan kedekatan objek.
Saran yang diajukan hendaknya saran yang konstruktif dengan mengacu terpenuhinya beberapa persyaratan saran yang baik, antara lain yaitu:
1. Diuraikan secara singkat dengan bahasa yang jelas
2. Mempunyai sasaran objek yang jelas yang memiliki otoritas penerapan
3. Disertai dengan tindakan operasional yang memungkinkan dapat dilakukan
4. Disertai dengan criteria indicator keberhasilan
5. Berupa imbauan untuk melakukan penelitian sejenis yang menekankan pada pendalaman
Contoh:
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, dan SARAN
A. Kesimpulan
Setelah semua tahap penelitian dilakukan, mulai dari pembuatan proposal penelitian, kemudian pengkajian teori, penyusunan instrument penelitian yang disertai dengan uji coba dan penyempurnaan instrument penelitian, sampai dengan pengumpulan data, pengolahan dan analisis data.
Pada akhirnya peneliti dapat menyimpulkan hasil penelitian tentang analisis kebutuhan pendidikan multikultural yakni; Pertama, rumusan kompetensi akademik sosial siswa yang terdiri dari kompetensi standar dan dasar dinyatakan relevan dengan kebutuhan akademik sosial siswa yang berada dalam masyarakat multikultural; dari 14 rumusan kompetensi yang dirumuskan peneliti oleh Ahli/Pakar dikelompokkan menjadi tiga, yakni rumusan kompetensi akademik, rumusan kompetensi budaya dan rumusan kompetensi sosial; Kedua, rumusan materi pendidikan multikultural yangterdiri dari lima tema besar yakni nilai-nilai multikultural, demokrasi, mendahulukan kepentingan orang banyak, persamaan derajat dan persamaan kewajiban, penting diberikan kepada siswa sebagai materi pendukung pencapaian kompetensi standar dan kompetensi dasar pendidikan multikultural; Ketiga, materi pendidikan multikultural dapat diintegrasikan pada semua mata pelajaran siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di Mataram, baik itu melalui kegiatan sehari-hari ataupun melalui kegiatan yang terprogram dengan baik, serta mendukung tebentuknya suasana dan lingkungan pendidikan multukultural.
B. Implikasi
Penelitian ini telah menunjukkan bahwa pendidikan multicultural penting diberikan dalam rangka memenuhi kebutuhan akademik social siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di Mataram.Dengandemikian rumusan kompetensi standar dan kompetensi dasar yang relevandengan kebutuhan akademik sosial siswa, menjadi komponen utama untukmewujudkan pendidikan multikultural.Berdasarkan rumusan kompetensistandar dan kompetensi dasar dirumuskan materi pendidikan multicultural yang dapat mendukung tercapainya kompetensi-kompetensi tersebut.Dalam mentransmisikan materi pendidikan multikultural pada siswa, materipendidikan multikultural dapat dijadikan mata pelajaran tersendiri dandapat pula diintegrasikan dalam mata pelajaran lain pada SekolahLanjutan Tingkat Pertama di Mataram.
Hasil penelitian ini memberikan beberapa implikasi, antara lain: (1) implikasi terhadap perencanaan dan pengembangan kurikulum pendidikanmultikultural yang berbasis kompetensi untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), (2) implikasi terhadap pengembangan dan penyusunansilabus pendidikan multikultural, (3) implikasi terhadap cara pandang guruterhadap siswa, (4) implikasi terhadap pendidikan tenaga kependidikan dan(5) implikasi terhadap usaha sadar sebagai peran penting intitusipendidikan dalam turut merumuskan, mengembangkan serta mewujudkanmasyarakat multikultur, melalui sekolah sebagai pilar utama.
1. Pengembangan kurikulum pendidikan multikultural berbasiskompetensi di SLTP hendaknya dirancang dengan cermat,disesuaikan dengan keberagaman kondisi dan kebutuhan siswa, baikyang menyangkut kemampuan atau potensi siswa maupun yangmenyangkut potensi lingkungan, sehingga sesuai dengan tujuanprogram pendidikan multikultural. Tujuan program pendidikanmultikultural adalah untuk membantu siswa: (1) memahami latarbelakang diri dan kelompok dalam masyarakat, (2) menghormati danmengapresiasi kebhinekaan budaya dan sosio-historis etnik, (3)menyelesaikan sikap-sikap yang terlalu etnosentris dan penuhpurbasangka, (4) memahami faktor-faktor sosial, ekonomis,psikologis, dan historis yang menyebabkan terjadinya polarisasi etnikketimpangan dan keterasingan etnik, (5) meningkatkan kemampuanmenganalisis secara kritis masalah-masalah rutin dan isu melaluiproses demokratis melalui sebuah visi tentang masyarakat yang lebihbaik, adil dan bebas dan (6) mengembangkan jati diri yang bermaknabagi semua orang.
Pada dasarnya siswa dapat diklasifikasikan ke dalam tigakelompok, yaitu kelompok normal, sedang dan tinggi. Kurikulumpendidikan multikultural berbasis kompetensi dikembangkan dandisesuaikan untuk masing-masing kelompok dengan tujuan sebagaiberikut; (1) pada kelompok normal, diharapkan dapatmengembangkan pemahaman tentang prinsip dan aplikasi,mengembangkan kemampuan praktikal akademik yang berhubungandengan interaksi dalam masyarakat multikultural; (2) pada kelompoksedang, diharapkan dapat mengembangkan kecakapan komunikasi,kecakapan menggali potensi dan aplikasi dalam kesehariannya,mengembangkan kecakapan akademik dan kecakapan interaksi sosial;(3) pada kelompok tinggi, diharapkan dapat mengembangkanpemahaman tentang prinsip, teori dan aplikasi, mengembangkankemampuan akademik untuk memasuki pendidikan yang lebih tinggi.Dengan adanya kelompok-kelompok siswa tersebut membawaimplikasi terhadap penyusunan dan pengembangan silabuspendidikan multikultural baik yang dibuat oleh Dinas Pendidikansetempat atau oleh sekolah sendiri.
2. Penyusunan dan pengembangan silabus pendidikan multicultural mengacu pada kurikulum berbasis kompetensi dan perangkatkomponen-komponennya yang di susun oleh Pusat Kurikulum, BadanPenelitian dan pengembangan, Departemen Pendidikan Nasional.Sekolah yang mempunyai kemampuan mandiri dapat menyusunsilabus yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan akademik social siswa setelah mendapatkan persetujuan dari Dinas PendidikanSetempat (propinsi, kabupaten/kota). Penyusunan silabus pendidikanmultikultural berbasis kompetensi dapat dilakukan dengan melibatkanpara ahli atau instansi yang relevan di daerah setempat seperti tokohmasyarakat, budayawan, tokoh agama, akademisi, psikolog, instansipemerintah, instansi swasta termasuk perusahaan dan industri.Dengan demikian daerah atau sekolah memiliki cukup wewenanguntuk merancang dan menentukan hal-hal yang akan diajarkan,pengelolaan pengalaman belajar, cara mengajar dan menilaikeberhasilan suatu proses belajar dan mengajar.
3. Implikasi terhadap cara pandang guru pada siswa. Guru harusmenyadari bahwa siswa memiliki perbedaan satu sama lain. Siswaberbeda dalam minat, kemampuan, kesenangan, pengalaman, carabelajar, status sosial ekonomi dan latar belakang budaya. Karena itukegiatan pembelajaran, organisasi kelas, materi pembelajaran, waktubelajar, alat belajar dan cara penilaian perlu beragam sesuai dengankarakteristik siswa.Guru harus menyadari tentang kondisi dan kebutuhan akademiksosial siswa dengan berpedoman pada nilai-nilai pendidikanmultikultural yang mengutamakan kesederajatan, kebersamaan,musyawarah mufakat, keadilan, saling menghargai, toleransi,demokrasi, bahwa semua siswa memiliki hak yang sama untukmendapatkan bimbingan pengajaran dan pendidikan, mengembangkankemampuan siswa dalam interaksi dan sosialisasi diri denganmenghargai perbedaan pendapat, perbedaan sikap, perbedaankemampuan, perbedaan prestasi dan melatih siswa untukmembudayakan musyawarah mufakat dan diskusi dalammenyelesaikan permasalahan.
4. Implikasi terhadap pendidikan tenaga kependidikan. Materi pendidikanmultikultural diupayakan untuk diajarkan kepada mahasiswa dariLembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, yakni dengan cara;materi pendidikan multikultural menjadi salah satu mata kuliah wajib yang harus ditempuh/diambil mahasiswa dan bisa juga materipendidikan multikulktural diintegrasikan pada mata kuliah lainnya.Dengan demikian mahasiswa (calon-calon guru) lebih awal sudahmemahami nilai-nilai multikultural dan diaplikasikan dalamkehidupan sehari-hari, khususnya dalam praktik pembelajaran disekolah.
5. Implikasi terhadap usaha sadar dan sekaligus sebagai peran pentinginstitusi pendidikan dalam turut merumuskan, mengembangkan sertamewujudkan masyarakat multikultur, melalui sekolah sebagai pilarutama. Sekolah adalah bentuk lain dari miniatur masyarakat, yangelemennya terdiri dari unsur yang berlatar belakang berebeda,sehingga sekolah juga dapat membentuk diri seabagi krangkakehidupan berdemokrasi dalam setiap interaksi maupun sosalisasiditengah-tengah aktivitas pendidikan. Oleh sebab itulah, makainstitusi pendidikan merupakan bentuk instutusi epektif yang dapatdiharapkan dapat mengembangkan gagasan kehidupan multkultursecara parktis, melalui jaringan pendidikan yang sistematis danterprogram.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan di atas dandalam upaya mengembangkan kurikulum dan silabus pendidikanmultikultural berbasis kompetensi untuk siswa Sekolah LanjutanTingkat Pertama (SLTP), dikemukakan beberapa saran sebagai berikut.
1. Dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, khususnya kepada paraguru sebagai orang yang paling dekat dengan siswa disarankanuntuk mempelajari dan memahami unsur-unsur pendidikanmultikultural, sehingga senantiasa dapat bersikap dan berprilakuyang mencerminkan nilai-nilai multikulturalisme; profesional,mengakui perbedaan siswa, adil dalam perlakuan dan penilaian,melatih siswa untuk peka dan kritis, memiliki wawasan yang luasserta mampu memanfaatkan hasil tekhnologi dengan baik. Apabilanantinya materi pendidikan multikultural diwujudkan menjadi suatumata pelajaran tersendiri atau diintegrasikan pada mata pelajaranyang lain, oleh guru bukan merupakan hal yang aneh dan baru,karena sebelumnya telah dipelajari, dipahami dan diaplikasikandalam aktifitas kesehariannya.
2. Kepada para pemegang kebijakan dalam pendidikan disarankanbeberapa hal sebagai berikut:
a. Dalam rangka usaha mentransmisikan nilai-nilaimultikulturalisme di sekolah, hendaknya disediakan suatuperangkat pendukung berupa kurikulum pendidikanmultikultural yang berbasis kompetensi dan juga diusahakanuntuk melakukan pengembangan silabus yang mengakomodirkebutuhan akademik sosial siswa dalam masyarakat multikultur.
b. Melakukan pemberdayaan tenaga-tenaga kependidikan yangpotensial dan memanfaatkan sumber daya pendidikan lainnyayang ada di daerah untuk dilibatkan dalam penyusunan silabuspendidikan multikultural, pelaksanaan dan penilaiannya.
c. Meningkatkan komunikasi dan konsultasi dengan berbagai pihak;kepala sekolah, guru, karyawan sekolah, orang tua, siswa,akademisi, budayawan, tokoh agama dan tokoh masyarakat,untuk mensosialisasikan gagasan, konsep dan tujuan daripelaksanaan kurikulum pendidikan multikultural berbasiskompetensi dan implikasinya terhadap siswa, sekolah danmasyarakat.
d. Mengusahakan tersedianya sumber dana, sumber informasi dansarana prasarana pendukung ketercapaian program.
3. Dengan adanya beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, kepadapeneliti lain diharapkan untuk mengadakan penelitian sejenis lebihlanjut dengan mengambil wilayah penelitian yang lebih luas, sampelyang lebih banyak dan menggunakan rancangan penelitian yanglebih kompleks seperti eksperimen, etnografi dan lainnya,menggunakan mata pelajaran yang lebih banyak lagi, jugamelakukan penelitian pada tingkat pendidikan yang lebih tinggiseperti pada siswa SMU atau Universitas, sehingga dapat ditemukanhasil yang lebih optimal dan bisa digeneralisasikan pada wilayahyang lebih luas.